Tolong matikan adblock dan script blocker Anda untuk melihat halaman ini.

─̶─Jika ingin meng-COPY tolong sertakan sumber :D─̶─


Penerjemah : D.Blank13th


Chapter 4

1÷1=Companionless

Part IV


Aku tidak pernah berpikir akan datang hari dimana aku akan memerintah diriku, yang sebuah Ex-Machina, sesuatu seperti ini─̶─tenanglah.

Sebuah serangan kepada sebuah Ex-Machina dan rasnya itu tabu. Jika aku berpura-pura seperti sebuah mesin, hanya seorang penjawab─̶─

“<Pertanyaan>─̶─Ada urusan apa Flugel dengan Ex-Machina?”

─̶─Cara bicara itu sudah tidak digunakan untuk waktu yang lama, sekarang digunakan untuk pura-pura.

Tapi seolah tidak memikirkannya sama sekali, Jibril melanjutkan.

“Ya~ kepala Ex-Machina, mengejutkan sekali!!! Sama dengan Draconia, di tingkat [Rare 5] kau tahu~”

Seolah bermasalah, Jibril melanjutkan sambil meliuk-liuk tubuhnya.

“Lagipula, semenjak penyerangan Aranreiv (Naga Sejati), menyerang sebuah Ex-Machina itu jadi hal yag tabu, dan itu juga salah satu pendapat di Avant-Heim, jadi kelangkaannya yang tinggi jadi jauh lebih tinggi, dan sekarang menjadi Kepala Platinum!”

“ Aku simpulkan itu sebagai konfirmasi yang benar. Jika kau mencoba untuk bermusuhan dengan mesin ini, maka aku akan menjalankan tindakan yang sesuai.”

Tapi dengan kata-kata itu, Jibril menaikkan bibirnya dan menjawab. “─̶─Hanya dengan satu, [Proofer]~?”

─̶──̶──̶─Apa dia berhasil menjaga aliran dari menunjukkan ekspresinya? Tanpa peduli tentang ShuVi yang hanya khawatir tentang itu, Jibril melanjutkan.

“<Peringatan>Aku mengkonfirmasi bahwa tidak ada reaksi dari Ex-Machina dalam 100km di seluruh arah. Jadi kenapa Ex-Machina yang bergerak dalam gugus, dapat

bergerak sendiri? Itu membuatku tertarik~ juga─̶─“ Dan, Jibril melanjutkan dengan sebuah senyum seperti iblis. “Jika kau “sendiri”, maka aku penasaran apakah

ShuVi sekali lagi berpikir tanpa menunjukkannya di suaranya─̶─Ini yang terburuk.

Diantara semua Flügel, itu harus menjadi yang paling tidak masuk akal dan kuat dari ras konyol itu, untuk menemukannya; dia tidak memiliki pilihan selain menyadari bahwa ini seperti yang Riku katakan, tentang kesempatan dan angka menjadi tidak berguna.

─̶─Untuk berpikir bahwa kartu pertama yang dia tarik, adalah [Joker] dari semuanya.

“Nah kalau begitu, aku akan ‘memotong’ kepalamu, jadi tolong jangan bergerak. Perlawanan itu sia-sia, juga itu akan menghindarkan kita berdua dari masalah~ lagipula untuk Ex-Machina [Kematian] tidak berarti apa-ap─̶─“

“.........Aku, menolak...”

“...─̶─Ya? Apa aku salah dengar?”

─̶─[Kematian]─̶─bereaksi pada kata itu, ShuVi membuka mulutnya.

<Aturan 2> Riku telah memutuskan─̶─Tidak ada yang harus diizinkan mati─̶─tidak mungkin aku boleh mati.

Juga, mengikuti [Kematian]─̶─rasa takut memikirkan dia “tidak akan pernah dapat bertemu Riku lagi”─̶─menginjak-injak keinginan itu.

Ketika Jibril membuat wajah kosong, ShuVi melanjutkan.

“...Mesin ini, telah, dipotong koneksi, nya... mesin cacat... nilai, sebagai Ex-Machina, tidak ada.”

─̶─Itulah sebabnya.

“...Akan membuat permohonan...Aku ingin, dilupakan...”

Tapi ShuVi, tidak sadar, bahwa dia membuat pilihan terburuk.

Dia tidak mengerti, “ras paling tidak konyol yang paling tidak masuk akal” di depan dirinya juga.

“Mengejutkan sekali!... Sebuah mesin yang takut mati!!? Bukan cuma itu tapi sebuah Ex-Machina membuat permohonan!? Dan lagi mesin yang diputus─̶─sebuah mesin cacat, kau bilang!? I-i-ini bukan lagi sesuatu seperti [Rare 5] kau tahu?!!”

“..........─̶──̶──̶─“

“Uehe, ueheheheheee~  tindak lanjut ini sangat menentukan kalau se,semua orang pasti akan iri kan!!”

Menghadap Jibril yang meneteskan air liur, sambil mengeluarkan niat membunuh yang kental, ShuVi menyadari [Kegagalan]

Negosiasi─̶─Jika itu Riku dia pasti bisa membuat ini berhasil, dia benar-benar tidak harus melepaskan tangannya─̶─tapi.

“...Peringatan, terakhir...”

“Ya, silakan saja. Toh, hasilnya tidak akan berubah~”

Membuat sebuah pedang yang terbuat dari cahaya muncul, dia meliat Jibril ang terlihat siap untuk menyerang kapan saja.

“...Aku tidak mau, mati...Aku tidak boleh mati...Tapi meskipun begitu, kau berencana membunuh, maka─̶─“ ShuVi mengumumkan ketegasan.

─̶─Potensi Tempur Target dan Diri, menganalisis.

Target─̶─Flügel Jibril. Jumlah kekuatan tempur tidak diketahui─̶─Variabilitas diatur dalam nilai Flügel.

Diri─̶─Ex-Machina Proofer[Unit Analisis]. Kapasitas penuh adalah 32% dari tenaga Mesin Spesialis Pertempuran Kämpfer[Unit Tempur].

Juga, aku tidak bisa menggunakan senjata terbesar Ex-Machina yaitu gugus─̶─Koneksi mesin tidak ada.

Persenjataan yang bisa digunakan, dari seluruh dua puluh tujuh ribu empat ratus lima puluh satu yang ada untuk beroperasi dalam situasi seperti ini, hanya ada empat puluh tujuh.

Menghitung kemungkinan menang─̶─Benar-benar tidak ada. Tapi─̶─dia sekali lagi memikirkan kata-kata Riku.

Dalam Teori Kemungkinan, tidak ada [nol]─̶─

“<Lezing>Code 1673B743E1F255 Skrip E Aktivasi─̶─<Lossen>─̶─“ (TL Note: Bahasa Belanda untuk “membaca” dan “menjalankan”.)

Mengaparkan semua senjata yang dia bisa pada saat yang sama─̶─ShuVi mengumumkan.

“─̶─Seluruh persenjataan...potensi perang, taktik perang, strategi perang sebagai taruhan...Berjuang untuk Hidup, dimulai.”

“Oya? Ex-Machina harusnya ras yang bisa menganalisis dan menafsirkan kapasitas serangan, tapi...”

Tapi pada deklarasi perang ShuVi, Jibril menjawab, dengan membuat sebuah wajah yang bahkan akan mengejek Dewa.

“Apa kau membunuh seseorang dengan tawa? Ini benar-benar mesin yang unik~”

─̶─Part IV END─̶─


Prev | ToC | Next