Tolong matikan adblock dan script blocker Anda untuk melihat halaman ini.

──Jika ingin meng-COPY tolong sertakan sumber :D──


Penerjemah : D.Blank13th


Act 6

Penganugerahan Sihir


“Anugerah Sihir?”

“Huh? Kamu gak sadar?”

Ini dimulai dengan satu kata dari Jude pada siang hari.

Ternyata hiasan rambutku dianugerahi sihir.

Itu wajar. Aku belum pernah melihat sesuatu yang dianugerahi sihir di Jepang, jadi tentu saja aku tidak menyadarinya.

“Kamu tahu efeknya apa?”

“Aku tidak tahu tapi aku tahu kalau sihir dianugerahkan padanya. Itu bereaksi pada Magic Power Sei.”

“Bereaksi? Kamu tahu hal seperti itu?”

“Ya, perlu beberapa latihan sih?”

“Sungguh?”

Ketika aku bertanya pada Jude secara rinci, dia bilang kalau kau tidak bisa mengetahui sihir apa yang dianugerahkan tanpa menggunakan sihir yang disebut 【Appraisal(Penilaian)】.

Ada sedikit sekali orang yang bisa menggunakan sihir penilaian. Ada perusahaan besar di kota dengan beberapa orang yang bisa dan bahkan di Divisi Penyihir Kerajaan hanya sedikit yang bisa menggunakannya.

Ngomong-ngomong, jika level sihir penilaiannya cukup tinggi, sepertinya itu juga bisa digunakan pada manusia.

Namun, jika orang yang menggunakannya tidak memiliki izin dari orang yang akan dinilai, sihirnya bisa ditolak. Akan hampir selalu ditolak jika orang yang akan dinilai berlevel tinggi.

Dan sekarang, anugerah sihir.

Sihir bisa dianugerahkan pada benda seperti senjata, armor, aksesoris, dll.

Inti dari benda seperti permata digunakan sebagai premis untuk anugerah sihir. Sihirnya ditanam ke dalam inti dan jadilah alat yang dianugerahi sihir.

Tentu tidak apa untuk memasukkan inti yang tertanami sihir ke dalam alat.

Efek dari alat yang dianugerahi sihir mewujudkan dirinya dengan bereaksi terhadap sihir orang yang memilikinya.

Tidak banyak orang yang bisa menggunakan sihir, tapi Magic Power itu sendiri sangat bervariasi dan nampaknya semua orang memilikinya.

Maka dari itu mereka yang sudah melatih persepsi sihir mereka, bisa mengetahui kalau sesuatu telah dianugerahi sihir.

Jude melatihnya ketika dia masih berada di Akademi Kerajaan dan bahkan sekarang, demi membantu bisnis keluarganya dia tidak pernah bolos latihan.

Dia sangat rajin.

“Kedengarannya menarik, bukan?”

“Apanya?”

“Anugerah Sihir.”

“Eh? Jangan bilang kamu mau mencobanya?”

“Ara, kamu memang mengerti diriku.”

Jude tampak agak jijik jadi aku tersenyum manis padanya.

Apa-apaan wajah itu?

Aku tidak bisa menganugerahkan sihir di Jepang jadi tidak heran kalau aku ingin mencobanya kan.

“Tidak mudah menganugerahkan barang dengan sihir.”

“Benarkah?”

“Pertama, inti harganya mahal.”

Ada berbagai materi inti seperti permata dan kristal langka jadi meski berukuran kecil sepertinya harganya cukup mahal.

Juga karena sihir diperlukan untuk menganugerahkan barang dengan sihir, hanya ada sedikit orang yang bisa melakukannya.

Oleh karena itu ada perbedaan besar antara barang yang sudah dianugerahi dengan sihir dan barang yang belum.

Ya, ada perbedaan besar.

Dan hiasan rambut ini dianugerahi sihir.

..................

............

......

“Kenapa kalian ribut-ribut?”

Direktur berbicara padaku saat dia berjalan melewatiku saat aku memikirkan harga hiasan rambutku.

“Kami membicarakan tentang anugerah sihir.”

“Anugerah sihir?”

“Saya dengar hiasan rambut ini dianugerahi sihir, jadi saya sedikit tertarik dengan anugerah sihir.”

“Oh.”

Direktur bertindak seolah tidak ada yang terjadi, tapi dia menyadari kalau hiasan rambut ini dianugerahi dengan sihir, bukan?

Karena matamu bergetar saat aku berkata, “Hiasan rambut”.

Baik Direktur maupun Liz tidak memberitahuku berapa harga hiasan rambut ini, tapi aku ingin tahu apakah ini adalah sesuatu yang tidak mahal bagi bangsawan.

Aku tidak tahu apakah barang-barang di toko depan dianugerahi sihir tapi karena ada perbedaan harga yang sangat besar, mungkin tidak, ya?

Jika aku berpikir seperti itu, aku jadi takut dengan harga hiasan rambutku.

Bagaimana aku membalas kebaikannya......?

Saat aku hampir selesai berpikir, Direktur datang dengan sebuah usulan yang tak terduga.

“Apa kamu mau mencobanya?”

“Eh?”

“Anugerah sihir. Kamu tertarik, bukan?”

Jude dan aku terperangah atas usulan Direktur.

Eh? Apakah semudah itu?

Ketika aku melihat Jude, yang berada di sampingku, dia menggelengkan kepalanya seolah tahu apa yang kupikirkan.

“Aku punya koneksi. Kamu mau tidak?”

“Saya mau.”

Itu adalah usulan yang bagus, jadi kuterima saja.

Aku memang tertarik sih.

Tempat yang Direktur bicarakan adalah barak Divisi Penyihir Istana.

Err, kita akan menganugerahkan sihir, kan?

Ah, apa karena itu adalah sihir?

Karena ini adalah Divisi Penyihir, ada banyak orang yang memakai jubah di mana-mana. Direktur dan aku seperti sedikit salah tempat.

Kalau dipikir-pikir jubah itu...... Orang-orang yang memanggilku ke sini juga memakai jubah itu, kan?

Sudah kuduga, orang-orang di sini berpartisipasi dalam upacara itu, bukan?

Barak Divisi Penyihir Istana cukup jauh dari lembaga penelitian, jadi Direktur dan aku mengendarai kereta kuda ke sini.

Lebih jauh dari barak Ordo Ksatria ke-3, sehingga akan sulit untuk berjalan ke sini.

Karena perintah Direktur, Jude sedang menjaga rumah.

Dia bilang dia lebih memilih bekerja, tapi apa boleh kalau aku datang?

Norma dunia ini adalah sebuah misteri.

“Sei, lewat sini.”

“Ya.”

Aku berdiri di pintu masuk ruangan dan melihat Direktur, yang masuk duluan, dia memanggilku.

Berdiri di sisi lain Direktur di meja kerja adalah pria berjubah yang terlihat seperti Penyihir.

Ketika aku membungkuk dan berkata, “Saya harap bisa bekerja sama dengan anda” pada Penyihir yang gugup, dia juga buru-buru membungkuk.

Huh? Apa yang kamu takutkan?

“Kalau begitu, saya akan menjelaskan tentang penganugerahan.”

Si Penyihir tersenyum sedikit kaku dan mulai menjelaskan tentang penganugerahan.

Kenapa dia kaku?

Yah, bukan berarti aku bisa melakukan apapun meski aku khawatir.

Di atas meja kerja di samping ada kotak pemisah.

Tampaknya ada berbagai permata dan kristal kecil di dalam kotak.

Untuk menganugerahkan sihir, kamu harus memegang inti kecil di tanganmu, memikirkan tentang efek yang ingin kamu anugerahkan dan paparkan ke dalam sihirmu.

Sihir yang dianugerahkan itu berbeda tergantung pada atribut sihir orang yang menganugerahkannya. Misalnya seseorang dengan atribut shir api akan menganugerahkan sihir api; seseorang dengan atribut sihir air akan menganugerahkan sihir air.

Untuk efek yang meningkatkan kekuatan ofensif dan defensif, biasa disebut sebagai tipe pendukung, perlu menggunakan atribut sihir suci.

Sepertinya ada juga materi yang cocok untuk jenis sihir yang dianugerahkan. Si Penyihir berkata padaku, “Jika anda ingin menganugerahkan sihir pendukung maka saya merekomendasikan permata-permata ini”.

“Efek apa yang akan kamu berikan?”

“Apa ya......”

Apa yang harus kulakukan?

Sihir pendukung, sihir pendukung......

“Mungkinkah menganugerahkan Magic Nullification(Pembatal Sihir)?”

Magic Nullification(Pembatal Sihir)......?”

Aku memikirkan itu dan tiba-tiba ingat tentang Salamander yang muncul di Hutan Barat.

Sepertinya kadal itu menghembuskan api. Kupikir tidak mungkin untuk membuat sesuatu yang bisa bertahan melawan api itu.

Setelah berpikir sejenak, si Penyihir berkata, “Mungkin tidak mungkin untuk membatalkan sihir tapi saya pikir mungkin untuk meredam efeknya”.

Aku mengerti.

Kalau begitu mari pikirkan cara untuk mengurangi atribut sihir.

“Kalau begitu saya akan melakukan itu.”

“Maka anda mungkin memerlukan permata yang ini.”

Aku menerima materi inti dari si Penyihir dan menutupinya dengan kedua tanganku.

Meski kubilang menutupinya, intinya sendiri hanya berdiameter sekitar 3mm, jadi ketika aku menempelkan kedua tanganku, kamu sama sekali tidak dapat melihatnya.

Aku membayangkan efek yang ingin kuberikan dan memaparkan sihirku ke dalamnya.

Daripada hanya meredam sihir api, aku mungkin juga harus meredam semua sihir.

Jika aku melakukan itu, bisakah aku meningkatkan Magic Resistance(Daya Tahan Sihir)?

Yap, kupikir aku bisa melakukannya.

Aku membayangkannya dan memaparkannya pada Magic Power-ku.

*Krak*

..................

I, ini hancur?!

Yap, ini hancur.

Ini hancur.

Dampaknya mengalir melalui telapak tanganku dan aku dengan takut mengintipnya. Seperti yang kurasakan, materinya telah pecah menjadi dua.

Sementara aku mengkhawatirkan apa yang harus dilakukan, si Penyihir bertanya padaku, “Apakah ada yang salah?”

“Mhmmm, sepertinya ini rusak.”

Tidak ada gunanya meski tetap diam, jadi dengan segan aku memberitahunya yang sebenarnya dan menunjukkan kepadanya inti yang rusak. Dia melihat intinya dan berkata dengan terkejut, “Eh?!”

Para Penyihir secara bersamaan melihat ke arah kami saat mereka mendengar seruannya.

Eh, apa-apaan itu, itu menakutkan.

Jangan melihat ke sini.

Si Penyihir menatap telapak tanganku dan bergumam kaget, “Ini hancur”, sementara semua Penyihir lain dan Direktur terdiam.

Dan sambil tetap bergumam, si Penyihir juga menegang.

Tidak, siapapun boleh, lakukan sesuatu tentang situasi ini.

“Apakah kau mencoba menganugerahkan Magic Reduction(Peredam Sihir)?”

Sebuah suara surgawi datang dari belakangku dan aku berbalik. Di sana berdiri Tuan Cerdas Berkacamata. Dia memiliki sepasang mata biru-abu-abu yang familier dan rambut perak yang indah.

Aku secara tidak sengaja menambahkan “Tuan” karena aura dingin dan suara surgawi yang memanggilku.

Tuan Cerdas Berkacamata mengabaikan tatapanku dan mengambil inti dari telapak tanganku. Dia memeriksanya dengan seksama.


“Kamu benar-benar hanya menganugerahkan Magic Reduction(Peredam Sihir)?”

“Ah, tidak......”

Dia melirikku dengan dingin dan aku secara spontan meluruskan punggungku.

Perasaan ini sama seperti seorang murid dan guru-nya.

“Apa yang kamu coba anugerahkan?”

“Mhm, nah...... saya ingin meningkatkan daya tahan sihir yang tidak ada kaitannya dengan atribut sihir, jadi saya......”

“Kalau begitu materi ini tidak mencukupi.”

Tuan Cerdas Berkacamata berkata saat dia memilih materi berbeda dari kotak di atas meja.

Dia memilih permata hitam berdiameter 5 sampai 6 mm.

Itu dua kali lebih besar dari permata sebelumnya. Apakah boleh aku menggunakan sesuatu sebesar itu?

Permata sebesar ini pasti sangat mahal, bukan?

Aku melihat si Penyihir, yang juga terkejut.

Direktur juga terkejut.

“Apakah boleh saya menggunakan itu?”

Tanyaku sambil bolak-balik melihat wajah Tuan Cerdas Berkacamata dan materi itu. Dia mengangguk dan memberikan materi itu di depan mataku.

Aku menerimanya dan seperti sebelumnya, aku membungkusnya dengan tanganku. Aku berdoa untuk meningkatkan daya tahan sihir dan memaparkannya pada sihirku.

Materinya langsung memanas sebelum menenang.

Apakah berhasil?

Aku dengan takut membuka tanganku dan kali ini tidak rusak. Materinya masih utuh.

Karena materinya terlihat sama, aku tidak yakin apakah itu benar-benar berhasil.

Aku menatap materinya dan Tuan Cerdas Berkacamata mengambilnya di telapak tanganku seperti sebelumnya.

“【Appraisal】”

Sihir yang dia rapal diam-diam adalah sesuatu yang hanya sedikit orang bisa gunakan, sihir penilaian.

Kudengar hanya beberapa orang di Divisi Penyihir Istana bisa menggunakannya dan Tuan Cerdas Berkacamata adalah salah satunya.

Seperti yang diharapkan darinya.

Aku menatapnya setelah sisa suaranya yang surgawi dan sedikit senyuman muncul di wajah tanpa ekspresi Tuan Cerdas Berkacamata yang seperti topeng Noh.

Senyuman samarnya dengan cepat lenyap dan wajahnya seperti topeng Noh lagi lalu dia berkata, “Ini berhasil”.

Para Penyihir di sekitar mendengarnya dan bersorak.

Baguslah, aku berhasil kali ini.

Aku, yang merasa lega, dengan cepat diberikan inti yang lain.

Orang yang memberikannya padaku tentu saja adalah Tuan Cerdas Berkacamata. Aku memiringkan kepalaku dalam kebingungan dan dia berkata, “Berikutnya adalah......”

Eh, kita teruskan?

Untuk saat ini, aku menerimanya dan itu sama besarnya dengan inti pertama yang kugunakan.

Poison Reduction(Peredam Racun).”

“Ya.”

Dia berkata dalam suara yang tidak bisa kutolak, jadi aku secara tidak sengaja mengangguk.

Kali ini aku benar-benar menganugerahkannya dengan efek yang dia katakan padaku.

Penilaian Tuan Cerdas Berkacamata benar. Penganugerahan sihir selesai tanpa hancurnya permata.

Ketika aku selesai menganugerahkan, aku membuka telapak tanganku dan Tuan Cerdas Berkacamata mengambil inti yang telah selesai dan menggunakan sihir penilaian.

Penganugerahannya pasti berjalan tanpa hambatan karena dia mengangguk puas dan memberi inti berikutnya padaku.

Aku mengambilnya dan dia terus terang mengatakan padaku efek apa yang dia ingin aku anugerahkan.

Dengan patuh aku menganugerahkan efek yang dia inginkan. Aku pasti berhasil dengan baik karena Tuan Cerdas Berkacamata memberiku materi satu demi satu dengan cara yang sama.

Begitulah aku terus menganugerahkan efek yang diinginkannya satu demi satu.

Dia memberi sihir penilaian pada inti yang kuanugerahkan dengan sihir dan memastikan bahwa semua efek dianugerahkan dengan benar.

Kami melanjutkan pekerjaan rutin ini sepanjang waktu.

Yah, penganugerahan sihir tidak memakan banyak waktu, kau tahu.

Apa yang akan kamu lakukan dengan semua ini?

Dia awalnya menuruhku untuk menganugerahkannya dengan tipe peredam seperti Poison Reduction(Peredam Racun) dan Attribute Reduction(Peredam Atribut) tapi sebelum kusadari, dia mencampur tipe pembatal seperti Poison Nullification(Pembatal Racun) dan Paralysis Nullification(Pembatal Kelumpuhan). Ini berakhir dengan memberikan dua efek secara berturut-turut.

MP-ku kelelahan saat aku menganugerahkan sihir dan ketika mereka menyadarinya, seseorang menempatkan MP potion kelas menengah di depanku.

Tampaknya si Penyihir yang menonton serangkaian aksi ini, yang memberiku MP potion.

Lima MP potion......

Jumlah pemulihan MP potion nya memang bagus tapi aku meminum semuanya.

Sambil beristirahat.

Nah, karena potion tidak menumpuk di perutku aku bisa meminum sebanyak yang kumau tanpa khawatir.

Meski begitu, ada beberapa di antaranya.

Ya.

Ada seseorang yang menunggu di sebelahku memegang materi berikutnya saat aku sedang minum.

Aku sedang meneguknya, tahu. Aku sedang meneguknya.

“Berapa lama aku akan terus melakukan ini?”

Setelah menganugerahi banyak permata dengan sihir, kupikir aku harus kembali ke lembaga penelitian dan memanggil Tuan Cerdas Berkacamata.

Inti yang dianugerahkan sihir itu dibawanya seperti ban berjalan dan semuanya berbaris dengan indah di depannya.

Tuan Cerdas Berkacamata melihat jumlah inti dan mengangguk sebelum bergerak. Dia pergi ke rak yang terkunci di dinding dan mengeluarkan materi besar dari rak.

Itu adalah batu transparan berdiameter lebih dari 1 cm.

Itu bukan berlian, kan?

Ukuran materi yang diberikan padaku membuat para Penyihir di sekitar menelan ludah.

Direktur, mulutmu terbuka, tahu?

“Ini yang terakhir. Aku ingin; Abnormal Status Nullification(Pembatal Status Abnormal), Magic Nullification(Pembatal Sihir) dan Attack Nullification(Pembatal Serangan).”

Eh? Ketiga-tiganya?

Apalagi semuanya pembatal?

Aku terkejut ketika mendengarnya dan para Penyihir di sekitar juga terkejut.

Aku ingin mengatakan pada mereka bahwa jika mereka membuka mata mereka selebar itu mata mereka akan lepas, tahu?

Untuk sekarang aku memikirkan tentang apakah aku bisa melakukan apa yang disuruh, tapi tidak mungkin Magic Nullification(Pembatal Sihir) dan Attack Nullification(Pembatal Serangan) akan cocok.

Nah, kalau Magic Resistance(Daya Tahan Sihir) dan Attack Resistance(Daya Tahan Serangan), aku mungkin bisa menganugerahkan ketiganya ke permata.

“Tidak mungkin Magic Nullification(Pembatal Sihir) dan Attack Nullification(Pembatal Serangan) akan cocok. Tapi saya mungkin bisa meningkatkan Magic Resistance(Daya Tahan Sihir) dan Attack Resistance(Daya Tahan Serangan).”

“Aku mengerti. Lakukan itu saja.”

Aku diberitahu kalau saranku baik-baik saja jadi aku pergi ke depan dan menganugerahkannya dengan Abnormal Status Nullification(Pembatal Status Abnormal), Magic Resistance(Daya Tahan Sihir) dan Attack Resistance(Daya Tahan Serangan).

Panas di telapak tanganku lebih tinggi dari sebelumnya dan butuh waktu lama untuk mendinginkannya tapi sepertinya aku berhasil.

Aku memberikan inti yang telah selesai pada Tuan Cerdas Berkacamata dan dia menggunakan sihir penilaian padanya untuk memastikan bahwa sihir sudah dianugerahkan ke dalamnya.

Dia tersenyum sedikit, jadi sepertinya aku dapat menganugerahkan efek yang dia katakan padaku.

Aku mendesah lega dan Direktur berkata, “Kerja bagus”.

Ya, aku merasa lebih tegang dan lebih lelah dari biasanya.

Aku ingin kembali ke lembaga penelitian segera untuk minum secangkir teh.

“Hadiah hari ini.”

Ketika Direktur dan aku mencoba meninggalkan barak Divisi Penyihir yang berisik, Tuan Cerdas Berkacamata memberiku batu hitam.

Itu adalah batu yang pertama kuanugerahi dengan Magic Resistance(Daya Tahan Sihir).

Hadiah...... Kalau ini dijual maka akan sangat mahal kan?

Apa boleh?

“Anda yakin?

“Aku tidak keberatan. Kamu bekerja keras hari ini.”

“Begitukah?”

Dia bilang tidak apa-apa jadi aku menerimanya, dengan senang hati.

Aku merasa permata di telapak tanganku berkilau sekejap.


◊♦◊♦◊♦◊


Sudah seminggu sejak aku melakukan penganugerahan sihir di Divisi Penyihir Istana.

Kudengar dari seorang peneliti kalau Direktur memanggilku dan ketika aku pergi ke ruang direktur, ada orang yang tak terduga berada di sana.

Dia adalah Tuan Cerdas Berkacamata.

“......Permisi.”

“Duduklah, Sei.”

Direktur mendorongku untuk duduk di sampingnya dan mengatakan alasan mengapa aku dipanggil.

Tampaknya beberapa hari yang lalu, seseorang membocorkan kalau ada banyak inti yang dianugerahi sihir di Divisi Penyihir Istana. Para ksatria yang mendengar hal ini, meminta inti-inti tersebut.

Inti yang mereka minta tentu saja adalah inti yang dianugerahi sihir.

Disitulah letak masalahnya. Mereka juga mendengar kalau Divisi Penyihir Istana saat ini tidak dapat membuat inti yang diinginkan para ksatria.

Jika para penyihir tidak bisa melakukannya maka tidak masalah jika menolak tapi karena yang sesungguhnya ada di Divisi Penyihir Istana, mereka tidak dapat menolaknya.

Yap, akulah yang menciptakan inti-inti di Divisi Penyihir Istana itu.

Itu adalah salah satu dari banyak inti yang kubuat minggu lalu.

Tampaknya Tuan Cerdas Berkacamata menolak pada awalnya.

Entah bagaimana para ksatria tahu kalau yang sesungguhnya ada di Divisi Penyihir Istana dan tidak percaya bahwa para penyihir tidak dapat membuatnya.

Di negara ini, Divisi Penyihir Istana adalah tempat para penyihir paling hebat berkumpul, jadi inti-inti tidak dibeli dari luar.

Jika Penyihir Istana tidak dapat membuat inti maka tidak mungkin orang yang bekerja di toko biasa bisa melakukannya.

Karena hal-hal yang terjad di antara para ksatria dan para penyihir, Tuan Cerdas Berkacamata datang ke lembaga penelitian untuk bertanya apakah aku, si pencipta, bisa membantunya.

“Kutahu aku tidak bisa meminta ini darimu tapi bisakah kamu membantuku?”

“Saya tidak keberatan, tapi......?”

Akulah yang awalnya ingin belajar menganugerahkan sihir di Divisi Penyihir Istana, karena itulah hal ini terjadi jadi aku tidak keberatan membantunya. Tapi karena aku anggota lembaga penelitian, penting untuk mendapatkan persetujuan Direktur, bukan?

Ah, dia mungkin akan bilang tidak apa-apa kalau sudah jam kerja?

Aku melirik Direktur. Tuan Cerdas Berkacamata yang menyadariku melakukannya, juga melirik Direktur.

“Sekali ini saja. Tentu saja kami akan menerima kompensasi untuk ini.”

“Terima kasih.”

Tuan Cerdas Berkacamata tetap tanpa emosi seperti biasa tapi tidak seperti saat kami bertemu di Divisi Peyihir Istana, kupikir dia terlihat sangat menyesal karena dia terlihat murung.

Setelah itu Direktur dan Tuan Cerdas Berkacamata berbicara dan diputuskan kalau mulai besok, aku akan bekerja di Divisi Penyihir Istana.

Keesokan harinya ketika aku selesai mempersiapkan bawaanku dan pergi, sebuah kereta kuda dari Divisi Penyihir Istana tiba.

Menurut Direktur, nampaknya Tuan Cerdas Berkacamata sudah menyiapkannya.

Tampaknya kereta itu akan mengantar dan menjemput diriku setiap hari sampai aku menyelesaikan pembuatan inti.

Ini sangat membantu karena Divisi Penyihir Istana itu sangat jauh.

Saat kereta bergerak menuju Divisi Penyihir Istana, Tuan Cerdas Berkacamata menunggu di pintu masuk, menunggu diriku.

“Selamat pagi.”

“Kamu membawa banyak barang bawaan ya.”

Katanya setelah salam kami yang terburu-buru. Aku melihat kotak di tanganku dan dengan bangga menunjukkannya.

“Ini adalah MP potion. Lebih baik kalau saya memilikinya, bukan?”

Sepertinya Tuan Cerdas Berkacamata setuju dengan apa yang kukatakan. Dia mengangguk dan mengambil kotak itu dariku.

“Ah, saya bisa membawanya sendiri?”

“Wanita tidak perlu membawa barang-barang berat.”

Tidak seberat itu sih. Dia segera memasuki gedung setelah dia mengambil kotak itu dariku.

Aku berlari mengejarnya.

Kemudian ketika aku memasuki ruangan yang sama dengan saat aku menganugerahkan sihir, di dalam para penyihir sudah memulai menganugerahkan sihir.

“Huh? Apakah Divisi Penyihir Istana mulai lebih awal dari lembaga penelitian?”

“Tidak.”

Aku berencana untuk tiba di barak Divisi Penyihir Istana sebelum mereka mulai bekerja tapi ketika aku tiba, para Penyihir sudah bergegas bekerja.

Menurut Tuan Certas Berkacamata, pekerjaan dimulai pada waktu yang sama baik untuk lembaga penelitian maupun Divisi Penyihir Istana namun mereka menerima banyak permintaan dari Ordo Ksatria sehingga mereka harus bekerja sejak dini hari.

Aku bertanya apakah aku harus bekerja lebih awal mulai besok, tapi merekalah yang memintaku untuk melakukan ini, jadi mereka bilang tidak apa-apa jika aku tiba pada waktu yang sama seperti hari ini.

“Apakah deadlinenya sudah dekat?”

“Kami diminta untuk menyelesaikannya saat penaklukan berikutnya.”

Ketika aku bertanya cemas, aku tahu kalau deadlinenya terlalu singkat untuk jumlah barang yang diminta.

Aku ketakutan saat melihat urat muncul di pelipis Tuan Cerdas Berkacamata jadi aku pura-pura tidak melihatnya.

Tempat di mana aku bekerja adalah bagian paling dalam ruangan.

Persiapan telah disiapkan oleh Penyihir lain dan kotak dengan inti disimpan di bangku kerja.

Aku menempatkan kotak MP potion di kakiku dan segera mulai menganugerahkan sihir.

Awalnya aku menunggu dan melihat dan Tuan Cerdas Berkacamata berdiri di sampingku.

“Apakah permintaannya dari Ordo Ksatria ke-3?”

“Bukan...... Dari Ordo Ksatria ke-1.”

Aku sudah terbiasa setelah melakukannya beberapa kali, karena aku hanya harus menganugerahkan satu tipe sihir jadi bukan masalah bagiku untuk menganugerahkan sihir dan berbiacra pada saat yang bersamaan.

Kupikir ada orang yang bekerja tanpa suara karena ini adalah pekerjaan tapi ada orang yang berdiri di sampingku, jadi ini agak canggung. Ada sesuatu yang membuatku penasaran jadi kupikir aku akan bertanya.

Direktur dan Tuan Cerdas Berkacamata hanya mengatakan kalau ini adalah permintaan dari Ordo Ksatria jadi aku sedikit penasaran dengan siapa yang mengajukan permintaan tersebut.

Aku melirik pada Tuan Cerdas Berkacamata, karena itu adalah Ordo Ksatria yang tidak kukenal dan dia memasang ekspresi masam di wajahnya.

Apakah dia berhubungan buruk dengan Ordo Ksatria?

“Maaf. aku sudah diperintahkan untuk tetap diam tentang hal ini tapi entah bagaimana hal ini bocor.”

Dia bergumam dengan suara rendah seolah sedang merangkak di tanah dan punggungku jadi menggigil.

Sepertinya bukan aku satu-satunya. Penyihir lain juga terlihat pucat.

Aku merasa suhu di sini turun tapi itu hanya bayanganku saja, bukan?

“Tidak, mungkin juga dibocorkan oleh seseorang dari lembaga penelitian karena ada peneliti yang tahu kalau saya melakukan penganugerahan sihir di sini.”

“Apakah mereka juga tahu apa yang kamu anugerahkan?”

“Ah, tidak, mereka tidak tahu......”

Aku mencoba mengubah suasana dingin ini tapi malah jadi bumerang.

Aku hanya membicarakan tentang penganugerahan sihir dengan Jude jadi aku mengatakan sesuatu seperti itu. Direktur melarangku membicarakan tentang jenis penganugerahan yang kulakukan, jadi hanya Direktur dan aku yang mengetahuinya.

Kalau begitu ada kemungkinan tinggi kalau salah satu penyihir-lah yang membocorkan informasi tentang penganugerahan sihir yang hanya bisa dilakukan olehku.

Mungkin Direktur cemberut kemarin saat Tuan Cerdas Berkacamata datang ke lembaga penelitian karena dia mengetahui hal ini.

Apalagi karena suasananya dingin, kupikir lebih baik tidak membicarakannya lebih jauh, jadi aku memutuskan untuk diam-diam berkonsentrasi pada pekerjaanku.

Setelah beberapa saat Tuan Cerdas Berkacamata pasti berpikir kalau tidak masalah bagiku untuk bekerja sendirian dan pergi.

Suasana berubah sekaligus.

Namun karena aku dijatah membuat jumlah yang cukup besar, aku terus mengerjakan satu demi satu tanpa berbicara.

Karena aku berkonsentrasi pada pekerjaanku, aku tidak menyadari kalai bel makan siang sudah berdering. Aku menyadari bahwa sudah waktunya makan siang saat Tuan Cerdas Berkacamata memanggilku.

“Apa kamu tidak pergi ke ruang makan?”

“Eh?”

Aku melihat sekeliling saat dia memanggilku dan semua orang sudah pergi ke istana kerajaan.

“Apakah sudah waktunya makan siang?”

“Ya.”

Ini adalah kebiasaan burukku untuk tidak memperhatikan apapun di sekitarku saat aku berkonsentrasi.

Ketika aku bilang kalau aku membawa sandwich dari lembaga penelitian ke sini, kami memutuskan untuk makan siang bersama.

Terakhir kali aku menganugerahkan sihir di sini, Tuan Cerdas Berkacamata hanya berbicara padaku bila perlu jadi aku khawatir kalau saat makan siang akan jadi canggung. Dia menyadari itu dan kali ini kami mengobrol sedikit.

Untungnya Tuan Cerdas Berkacamata dan aku membicarakan tentang hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan jadi menurutku itu agak menenangkan.

Jika kami membicarakan tentang pakaian trendi atau manisan, kurasa aku tidak bisa mengikutinya sama sekali.

Maaf ya, aku tidak seperti wanita.

Kemudian begitu selesai makan siang, aku kembali bekerja.

Aku bekerja sampai waktu tutup sambil meminum MP potion di sela istirahatku. Aku bisa menyelesaikan 80% dari jumlah yang diminta.

Sepertinya aku akan bisa menyelesaikannya besok.

Ketika aku mendesah lega, Tuan Cerdas Berkacamata datang untuk memeriksa situasi saat ini.

“Kamu sudah selesai?”

“Ya.”

Ketika dia melihat jumlah yang telah kuanugerahi, matanya terbuka karena terkejut. Dia mengambil beberapa barang jadi dan menggunakan sihir penilaian.

Penting untuk memeriksa apakah sihir sudah dianugerahkan dengan benar.

Sepertinya tidak ada masalah dengan barang acak yang dia periksa dan pekerjaanku berakhir untuk hari ini.

“Kerja bagus. Aku akan mengandalkanmu juga besok.”

Wajahnya melembut, bukan hanya mulutnya tapi juga matanya. Aku terkejut karena dia tidak memasang ekspresi tanpa emosi yang biasa.

Orang-orang di sekitar juga kaget dan terjadi keributan.

Agak mengecewakan karena senyumnya hilang saat keributan terjadi.



Keesokan harinya, aku menganugerahi banyak inti lagi dan Divisi Penyihir Istana berhasil menyelesaikan permintaan Ordo Ksatria ke-1.


◊♦◊♦◊♦◊


Aku mengetuk pintu kantor direktur.

Begitu aku mendengar jawaban dari dalam aku berkata, “Permisi” dan masuk. Direktur sedang membaca beberapa dokumen di mejanya.

“Permisi. Saya ingin mendiskusikan sesuatu dengan Direktur, apakah Direktur punya waktu?”

“Aku tidak keberatan, ada apa?”

Direktur berpaling dari dokumen dan menatapku.

Ada sesuatu yang kuinginkan jadi aku ingin berdiskusi apakah kita bisa memesannya.

“Tentang ini. Bisakah anda memesannya?”

Kataku sambil memperlihatkan memo pada Direktur.

Direktur membacanya dan terlihat ragu.

Sudah kuduga sih.

Hal-hal yang tertulis di memo tidak ada hubungannya dengan pekerjaan.

“Madu, gula dan lemon. Mau kamu gunakan untuk apa?”

“Saya berpikir untuk membuat beberapa manisan.”

“Manisan?”

Ya, bahan yang tertulis di memo adalah bahan untuk membuat manisan.

Jujur saja, aku khawatir apakah di dunia ini memiliki bahan yang kuinginkan tapi aku sudah mengkonfirmasikannya dengan Jude jadi kupikir akhirnya aku harus membuatnya.

Saat aku masih sekolah, aku selalu membuat manisan di rumah.

Setelah menjadi orang dewasa yang bekerja, aku berhenti membuatnya.

“Saya pikir akan membuatnya untuk saya sendiri jadi saya berencana untuk membayarnya. Saya rasa saya bisa membelinya bersamaan dengan makanan untuk ruang makan.”

“Untuk sendiri? Jadi kamu satu-satunya yang akan memakannya?”

Hal yang kurencanakan untuk buat kali ini adalah untuk diriku sendiri jadi aku berencana untuk membayar biayanya tapi itu bukan bagian yang Direktur tangkap.

Tidak, aku tidak berencana memakannya sendiri, kok.

Apa anda juga ingin memakannya, Direktur?

Aku mengerti.

Kalau begitu haruskah aku meminta si Koki untuk membantuku dan membuat beberapa untuk para peneliti juga?

“Kalau seperti itu bahan yang tertulis di memo tidaklah cukup.”

“Kalau begitu tambahkan bahan-bahan yang diperlukan ke formulir pemesanan ruang makan dan bawa padaku.”

“Apa boleh? Saya rasa madu dan gula itu mahal?”

“Tidak apa.”

“Saya akan membayarnya sendiri, anda tahu?”

“Siapa bilang kamu yang bayar?”

“Tidak mungkin, apa anda akan mengambil dari......”

“Tidak mungkin aku melakukan itu.”

Direktur mendesah takjub.

Tapi Jude bilang kalau bahan manis seperti madu dan gula itu sangat berharga di dunia ini, jadi harganya mahal.

Kupikir akan cukup mahal jika kita membeli makanan berkualitas tinggi untuk para peneliti juga, anda tahu?

Ruang makan memiliki anggaran makanan, bukan? Jadi tidak mungkin memasukkan bahan-bahan itu ke dalam anggaran, kan? Oleh karena itu tidak aneh bagiku untuk berpikir kalau itu akan diambil dari dana penelitian.

Ha!

Akankah Direktur membayarnya secara pribadi?

“Nah, kamu tidak perlu mengkhawatirkannya.”

Direktur melihat kalau aku mengkawatirkan siapa yang membayar bahannya, tersenyum masam dan mengibaskan tangannya seolah menyuruhku pergi.

Bahan yang kuminta pada Direktur tiba beberapa hari kemudian.

Pagi-pagi sekali di hari liburku, aku pergi ke sudut dapur dan mulai menyiapkan bahannya.

Tentu sulit bagiku untuk membuat semuanya untuk para peneliti juga jadi aku memasak dengan si Koki.

Sebelumnya ketika aku mengatakan padanya tentang membuat manisan, dia memintaku untuk memberitahukan resepnya, jadi ini sempurna.

Oh ya pada awalhnya hanya ada satu Koki di ruang makan tapi sekarang ada lima.

Mereka bekerja bergiliran tiga jadi tidak kelima Koki ada di sini sekaligus.

Rumor kalau ruang makan lembaga penelitian memiliki makanan lezat sepertinya telah menyebar ke istana kerajaan dan mereka mengirim orang-orang kesini untuk belajar.

Selain itu, sejak pagi ini aku sangat berusaha untuk membuat manisan dengan si Koki.

Aku membuat kue kering dan pound cakes sederhana dengan madu dan lemon.

Aku hanya samar-samar mengingat resepnya tapi sepertinya saat memasak aku bisa mengingatnya.

Syukurlah. Itu bagus.

Pound cake yang kukeluarkan dari oven, terpanggang dengan baik.

Koki lainnya yang sedang menyiapkan makan siang juga mencicipinya denganku. Aku mendapat respon positif dari mereka.

Aroma yang enak melayang dari oven sehingga para koki yang sedang menyiapkan makan siang terus melirik ke sini.

Mereka sepertinya penasaran jadi aku memutuskan untuk mengajak mereka mencicipinya denganku.

Sampel kue nya terasa sempurna jadi aku mendinginkan sisanya dan memotongnya sebelum memasukannya ke dalam keranjang. Sekarang sudah siap.

Aku akan mempercayakan sisanya pada si Koki untuk diberikan kepada Direktur dan para peneliti. Tujuanku hari ini adalah pergi ke barak Ordo Ksatria ke-3. Ayo pergi!

Yap, apakah tensiku terlalu tinggi?

Jika tidak setinggi ini maka aku tidak bisa pergi!

Hari ini aku pergi ke barak Ordo Ksatria ke-3 karena alasan tertentu.

Aku akan berterima kasih pada Kapten.

Aku sudah mengkhawatirkannya sejak Jude memberitahuku harga hiasan rambutku. Kupikir itu terlalu banyak.

Meskipun Kapten berbaik hati padaku, itu masih terlalu banyak.

Lalu aku mendapat inti dari penganugerahan sihir jadi aku menggunakannya untuk membuat aksesoris untuknya.

Aku merasa kesusahan dengan berbagai hal tapi pada akhirnya aku membuat kalung.

Karena dia menggunakan pedang, kupikir sebuah cincin akan merepotkan dan aku merasa dia tidak memiliki tindikan jadi dia tidak dapat memakai anting. Kupikir kalung tidak akan menghalangi apapun.

Aku tidak tahu desain apa yang biasa di dunia ini tapi aku membuatnya menjadi dog tag sehingga pria bisa memakainya.

Aku mengukir salib di tengah dan menanamkan inti ke tengahnya.

Kupikir itu desain yang bisa diterima.

Tetap saja aku tidak bisa melakukannya sendiri jadi aku menerima bantuan.

Dari toko yang diperkenalkan oleh Direktur.

Saat itu dia memasang seringai menakutkan di wajahnya sih.

Agak memalukan hanya membawa kalung itu bersamaku jadi aku juga membawa kue kering dan pound cake.

Kurasa tidak apa-apa memberinya keranjangnya.



Aku sampai di kantor Kapten.

Ksatria yang berdiri di pintu tersenyum padaku dan mengumumkan kehadiranku. Dia tidak menganggapku orang yang mencurigakan.

Apa maksudnya ketika aku bahkan belum memperkenalkan diri dan dia sudah mengumumkan kehadiranku?

Aku tidak ingat mengirim utusan dari lembaga penelitian untuk memberi tahu mereka kalau aku akan datang.

Mungkin itu, kan? Seharusnya aku tidak selalu berkuda dengan Kapten.

Aku tahu tidak baik melakukannya karena rumor beredar, tapi sulit untuk menolaknya saat dia mengajakku jadi aku terus berkuda dengannya.

Uoh......

“Permisi.”

Segera setelah menguatkan diri di pintu masuk, si Ksatria membuka pintu dan aku masuk. Kapten sedang mengerjakan dokumen di mejanya seperti biasa.

Meski mereka adalah Ordo Ksatria, mereka tidak selalu berlatih dan melakukan penaklukan monster. Orang-orang atas memiliki banyak pekerjaan dokumentasi yang harus dilakukan.

“Ada apa hari ini?”

“Saya membuat beberapa manisan jadi saya kemari untuk membaginya dengan anda.”

Saat aku mengucapkan kata-kata yang telah kusiapkan sebelumnya, wajah Kapten melembut.

Yap maaf, aku tidak bisa melihatmu secara langsung.

Kenapa?

Tolong jangan tanya!

Ketika aku memberi Kapten keranjang itu, dia melepas kainnya dan melihat ke dalam.

Sekilas sepertinya hanya ada kue kering dan pound cake di dalamnya.

Sebenarnya kotak yang berisi kalung disimpan di pojok. Tersembunyi oleh kue kering jadi dia tidak bisa melihatnya.

“Ini terlihat enak. Mari makan.”

Kapten memastikan ada kue kering dan pound cake di dalamnya dan berdiri dengan keranjangnya,

Apakah aku datang saat dia beristirahat?

Kuharap aku tidak mengganggunya.

Kalau begitu, aku sudah menyerahkan keranjang itu, jadi kurasa aku harus kembali sekarang.

Saat aku memikirkan itu dan mencoba mengatakan salam perpisahan, dia berkata padaku, “Jika kamu tidak keberatan, maukah kamu bergabung denganku?”

Tidak, aku ingin pergi sebelum kamu melihat kalung di dalam keranjang......

..................

Aku tidak bisa menang melawan wajah tersenyum Kapten......

Aku menyerah dan duduk di sofa seperti yang disarankan.

............

Mmm, kenapa kamu duduk di sampingku?

Ada sofa juga di sana, kamu tahu?

Apakah aneh bagiku untuk duduk di sofa bertempat duduk tiga? Kapten duduk di sampingku.

Aku bingung dengan jarak antara kami tapi aku tidak merasa perlu kabur seperti sebelumnya. Apakah aku terbiasa dengan jarak ini saat menunggang kuda dengannya?

Aku takut jadi terbiasa.

Aku tidak tahu, rasanya seperti tempatku kabur terus berkurang.

Beberapa saat kemudian, teh dibawakan dan aroma teh yang lembut melayang di udara.

Ksatria yang berdiri di pintu sepertinya menyadarinya dan meminta pelayan untuk membuatkannya.

Cairan berwarna amber di depan mataku adalah barang mewah yang belum pernah kuminum sejak datang ke sini.

Aku menyesap minumanku. Astringent-nya tepat dan sangat mudah diminum.
(TL Note: Astringent merupakan suatu zat yang dapat membuat suatu jaringan berkontraksi atau mengerut. Astringency juga ditemukan pada buah-buahan yang biasanya membuat mulut terasa kering saat dimakan, seperti witch hazel, lemon, delima, kesemek, kulit pisang, dan sebagainya.)

Seperti yang diharapkan dari teh istana kerajaan.

Mereka menggunakan daun teh yang bagus, ya?

Untuk suatu alasan si pelayan membawa beberapa piring jadi aku mengambil kue kering dan pound cake dari keranjang dan menyerahkannya kepada Kapten.

Tuan Ksatria di pintu masuk, apakah kamu sadar kalau aku membawa manisan denganku?

Ah, apa kamu menyadarinya dari baunya?

“Aku tidak begitu baik dengan makanan manis tapi ini lezat.”

“Terima kasih.”

Kapten tampaknya menyukai kue agak manis. Dia menggigit kue kering dan tersenyum.

Tentu saja aku bersyukur dia senang dengan manisannya.

Ketika aku melihat itu, aku juga terjebak mood nya dan tersenyum. Kapten menatapku dan senyumnya semakin dalam.

Senyuman ikemen memiliki serangan yang tinggi.

Aku merasa wajahku jadi agak panas.

Tidak, tidak, menatapnya langsung itu buruk.

“Omong-omong, ini sudah menggangguku untuk sementara tapi......”

Kapten mengambil kotak kalung dari keranjang sambil meminum teh setelah dia selesai makan.

Aku tersedak tapi aku mau seseorang memujiku karena aku tidak menyemburkan tehnya.

Aku menyembunyikannya jadi kenapa dia sadar!?

“Rasanya ini sudah dianugerahi sihir. Apa ini?”

“Mhmmm~......”

Mataku bertanya-tanya saat aku mencoba memikirkan sebuah penjelasan.

Uoh------------.

Ini percuma. Aku tidak bisa memikirkan apapun.

Aku melirik Kapten dan sepertinya dia dengan senang hati mengantisipasi sesuatu sambil menatapku.

“Itu juga untuk anda. Ucapan terimakasih untuk hiasan rambutku.”

Aku tidak membuat kemajuan meskipun memikirkannya jadi aku menjawab dengan jujur.

Begitu aku mengatakan padanya, senyum Kapten menjadi lebih lebar, dia mengangguk dan bertanya, “Boleh aku buka?”

“Saya pergi ke Divisi Penyihir Istana tempo hari dan melakukan penganugerahan sihir. Aku membuat inti itu tapi......”

Sungguh menyakitkan bagiku untuk diam-diam menunggu Kapten membuka kotaknya, jadi kukatakan padanya kalau aku yang membuat inti nya.

Begitu Kapten membuka kotak itu dan melihat isinya, matanya melebar.

“Inti nya dianugerahi untuk meningkatkan Magic Resistance(Daya Tahan Sihir). Saya pikir anda bisa menggunakannya saat melakukan penaklukan.”

Aku tahu kalau wajahku terbakar saat aku menjelaskannya padanya.

Ini memalukan jadi aku berpaling dari Kapten dan karena aku akan memikirkan alasannya besok, aku tidak menyadarinya sampai sudah terlambat.

Aku mengembalikan tatapanku saat merasakan sesuatu menyentuh tangan kananku. Kapten mengangkat tanganku.

Dia tidak melakukannya dengan gerakan lambat tapi aku merasa seolah-olah gerakannya lamban.


Aku melihat bulu mata Kapten dan dengan ceroboh berpikir. “Wow~, panjangnya”. Aku benar-benar sedang melarikan diri dari kenyataan.

Aku merasakannya setelah itu. Perasaan lembut menyentuh ujung jariku.

Wajah Kapten yang memerah saat melepaskan bibirnya dari ujung jariku.

Hanya itulah yang kuingat.

Setelah itu aku tidak tahu bagaimana aku kembali ke lembaga penelitian.

──Act 6 END──


Prev | ToC | Next